Langsung ke konten utama

Unggulan

Review Hogwarts Mystery

🧙‍♀️ Review Hogwarts Mystery Sampai Year 4: Jadi Murid Hogwarts, Tapi Capek Nunggu Energi! Halo, para Muggle dan calon penyihir sejati! Kalian pernah nggak sih, ngebayangin dapet surat dari Hogwarts dan akhirnya bisa hidup di dunia sihir kayak Harry Potter? Nah, Harry Potter: Hogwarts Mystery tuh mewujudkan mimpi itu—tapi dengan catatan: kamu harus sabar, karena energi di game ini lebih cepat habis daripada harapanmu pas UTS. Aku udah main sampai Year 4, dan di blog kali ini aku mau berbagi review lengkap ala-ala.  Kita mulai dari awal masuk Hogwarts sampai drama dan pengkhianatan di tahun keempat (karena aku baru main sampe tahun keempat). 🎒 Year 1 – Masa Orientasi Murid Baru Kamu mulai petualangan sebagai murid baru Hogwarts. Pilih rumah, kenalan sama teman sekamar, dan langsung disambut Merula Snyde, si ratu drama penuh aura rivalitas. Kalau aku sih pilih Ravenclaw karena emang ngerasa jiwaku sangat Ravenclaw sekali wkwk, selain karakter favorite ku di novel a...

Pendapatku soal self diagnose dan psikolog/psikiater

 Ngapain ke psikolog? Kan ilmu gituan bisa dipelajarin sendiri kok.

Ya, ilmu gituan itu bisa dipelajarin sendiri, tapi kan namanya belajar sendiri dengan pemahaman sendiri/pikiran kita pasti kan belum tentu akurat dan dibatas tertentu, ga ada salahnya kok ke psikolog/psikiater.

Ada pula hal yang bisa kita lakuin sendiri, seperti menerima kekurangan kita, mengiklaskan, berdamai dengan diri sendiri dan beribadah, bercerita kepada tuhan, karena tuhan selalu ada disamping kita, disaat orang sekitar kita pergi atau kita tidak memiliki siapapun disamping kita, ingatlah bahwa tuhan selalu ada disisi kita.

Cuman kalau sudah memasuki pikiran, selalu merasa lelah, bahkan untuk beribadah pun terasa sangat melelahkan, menangis tanpa sebab yang jelas, merasa hampa, merasa selalu melakukan kesalahan, menarik diri dari keramaian, bahkan merasa ingin mengakhiri hidup sendiri, alangkah baiknya mengambil jalur oleh orang profesional nya langsung, yaitu Psikolog/Psikiater.

Dibutuhkan kekuatan dari dalam untuk berani menghadapi kesedihan itu, perlu uluran tangan dari orang sekitar dan ahlinya langsung, jangan dicela ‘Dasar ga Beragama kamu ya! Kafir!’, itu sama sekali ga membantu, ga membangun apapun, justru semakin merenggangkan hubungan antara si Depresi dengan orang tersebut, dia jadi makin malas cerita padamu yang keras, kamu tidak tau seberapa kerasnya dia beribadah, menangis dalam sujudnya atau menangis disetiap doa nya, berharap pertolongan dari tuhannya, bahkan sebagian mencari-cari keberadaan tuhan, meminta pertolongan, hingga ada yang mempertanyakan keberadaan tuhan, mencari tuhan, berdoa ‘Tuhan, dimana pun engkau berada, entah Islam, Kristen, Buddha atau Hindu, tolong hamba’, mereka berusaha sekeras itu.

Mereka mengalami kesedihan yang tak berujung, mereka selalu mempertanyakan, setiap pengalaman dianalisa, ditelaah kembali, direnungkan.

Setiap memori terasa bagai duka, mereka membungkus diri dalam kesedihan, memenjarakan pikiran dalam kegelapan.

Mereka membutuhkan seseorang yang dapat menguraikan benang kusut itu, dibutuhkan momen-momen bahwa kebahagiaan itu nyata, tidak hanya penderitaan.

Ini bukanlah Tips untuk menyembuhkan Depresi, tapi aku harap tulisan ini dapat kalian tunjukan untuk seseorang dikeluarga kalian, bahwa Depresi bukanlah hal yang dapat disepelekan, Mereka membutuhkan bantuan kalian, mereka memerlukan uluran tangan kalian, jangan dicela, karena untuk bernafas pun rasanya sudah sangat melelahkan bagi mereka.

DAN GAUSAH SELF DIAGNOSE !

Ga ada keren-kerennya anjir! Jijik yang ada, CRINGE.





Komentar

Postingan Populer